Tutut adalah sejenis hewan yang bisa ditemukan di sawah, bentuk tutut seperti keong atau siput namun lebih kecil dan hidupnya di sawah bukan di darat. Kalau lihat tutut dalam keadaan hidup agak gimana gitu, hhe. Tapi kalau udah diolah dan dimasak dengan bumbu yang pas ummmmm enaknya pake banget apalagi kalau bumbunya pake "cengek" pasti tambah nikmat. Orang-orang yang berasal dari suku sunda seperti saya tentunya sudah tidak asing lagi dengan tutut, waktu kecil saya sering main di sawah dan sesekali menangkap tutut. Kalau orang kota pasti jarang yang mengenal tutut, di kota kan gak ada sawah. Kata orang sunda mah tutut teh obat liver cenah pokoknya banyak khasiatnya, hehehe. Kata mamah saya mah harus sering makan yang beginian atau yang hanyir-hanyir (seperti kerang,tutut, siput, dll) supaya mencegah penyakit liver. Entah pernyataan seperti itu benar atau tidak menurut medis. Biasanya tutut disajikan dengan racikan bumbu rempah-rempah dan kunyit sehingga kuahnya berwarna kuning. Supaya gampang makannya harusnya sebelum dimasak ujung tutut harus dipeprek terlebih dahulu alias dipotong dulu. Kata urang sunda mah makan tutut teh kudu dikecrokan, kudu manyun oge. hhhe. Kalau susah mengambil daging tutut dicangkangnya, biasanya menggunakan bantuan tusuk gigi dengan cara dicokel, hhe. Waktu zaman saya SD penjual tutut itu masih jarang, walaupun ada pasti tutut yang mentah yang baru diambil dari sawah, jadi mamah saya harus memasaknya terlebih dahulu. Tapi kalau zaman sekarang sudah banyak yang penjual tutut yang sudah dimasak jadi kita tinggal memakannya. Di daerah saya penjual tutut kebanyakan yang ngider alias berkeliling kalau di daerah yang rada kota biasanya penjual tutut sudah punya stand sendiri. Ya pokoknya menurut saya tutu itu enak ko, semua itu tergantung dari yang memasaknya. Kalau yang memasaknya asal-asalan pastilah tidak akan enak hidangannya. Di sekitar saya masih banyak teman-teman yang tidak menyukai tutut, alasan mereka bermacam-macam dari mulai A-Z, hihihi. Padahal enak lho tutut itu apalagi kalau udah pake cengek terus dimakan waktu masih hangat. ahh maenyos pokoknya. Itulah sekilas tentang tutut, semoga menjadi berani ya untuk mencoba memakan tutut.
Detik-detik terakhir memakan tutut |
0 komentar:
Posting Komentar