Large Rainbow Pointer

Pendekatan Pengalaman Bahasa

{ Minggu, 17 Maret 2013 }
Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan pengajaran membaca bagi anak pada umumnya. pendekatan ini memadukan perkembangan anak dalam keterampilan mendengarkan, bercakap-cakap, menulis, dan membaca. Dimulai dengan anak berceritra kepada guru tentang pengalaman pribadinya, selanjutnya guru menuliskan ceritra anak tersebut, dan setelah tulisan selesai berupa sebuah teks, kemudian dibaca bersama. Bahan bacaan yang ditulis oleh guru bersama- sama dengan anak didasarkan atas pengalaman pribadi anak. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikeluarkan oleh
 Glossary of Literacy Terms (2009), adalah:

“The language experience approach is an approach to reading instruction based on activities and stories developed from personal experiences of the learner. The stories about personal experiences are written down by a teacher and read together until the learner associates the written Form of the word with the spoken.”

 Sedangkan pengertian pendekatan pengalaman bahasa (Language Eperience Approach) menurut Westwood, (2007:101). Dapat disimpulkan dari kalimat pernyataan di bawah ini:
“What I know about, I can talk about. What I say can be written down by someone. I can read what has been written. “

Adapun pengertian Pendekatan pengalaman bahasa menurut Abdurrahman,  (2003:216) Tidak berbeda Dengan  pendapat  sebelumnya. Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan pengajaran membaca bagi anak pada umumnya. Pendekatan ini memadukan perkembangan anak dalam keterampilan mendengarkan, bercakap-cakap, menulis dan membaca. Bahan bacaan didasarkan atas pengalaman anak. Pendekatan ini menurut Abdurrahman didasarkan atas pandangan:

“Apa yang dapat saya pikirkan, dapat saya katakan. Apa yang dapat saya katakan, dapat saya tulis.  Apa yang dapat saya tulis, dapat saya baca”  Saya dapat membaca yang ditulis orang lain, untuk saya baca.

Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan yang didasari oleh bahasa dan pengalaman anak-anak (AshtonWarner,1965; Lee & Allen,1963; Stauffer,1970 dalam Eisenhauer, 2009). Pada pendekatan ini anak-anak mendiktekan kata-kata dan kalimat tentang pengalaman mereka, kemudian guru menuliskannya untuk anak-anak. Teks yang mereka kembangkan menjadi bahan bacaan. Karena bahasa datang dari anak yang menceritakan pengalamannya sendiri, maka biasanya mereka dapat membaca teks itu dengan mudah. Membaca dan menulis bagi siswa berkaitan dengan keterlibatan aktif dalam membaca apa yang telah mereka tulis.

 Pengalaman adalah suatu modal dasar dalam mendorong anak agar mau belajar menulis dan membaca. Dalam hal ini murid dan guru berdiskusi mengenai pengalaman anak sebelumnya. Maksud dari percakapan adalah untuk melatih kemampuan pengucapan kata-kata anak, dan melatih kemampuan menulis,  sekaligus melatih kemampuan membaca. Menuliskan cerita berdasarkan pengalaman anak dan dibaca kembali oleh anak menjadikan pendekatan pengalaman bahasa ini menarik dan sempurna. (Eisenhauer, 2009). Dalam prakteknya, pendekatan ini dimulai dengan pertanyaan terbuka, misalnya, “Apa pengalamanmu kemarin yang belum diceritrakan?.” Hari ini kalian akan berceritra mengenai pengalaman itu, kita akan menuliskannya bersama-sama dan kemudian kita akan membacanya bersama-sama.” Guru menulis pengalaman anak tersebut dalam selembar kertas. Teks tulisan untuk dibacakan anak, dibuat bersama dengan anak, kalau perlu dibuat gambar yang mendukung peristiwa yang diceritrakan anak agar lebih menarik. Guru menuliskannya dengan rapi, dan teliti. Tulisan dibuat sesuai dengan ejaan yang baku. Guru dapat mengadakan perubahan pada bahasa anak yang kurang sempurna dengan teliti dan hati-hati, agar anak tidak merasa bahwa bahasanya rendah dan tidak berbobot.

Guru meneruskan pendekatan ini, dengan selalu bertanya tentang pengalaman anak, dan menuliskannya bersama-sama sampai anak tidak ragu-ragu dalam berceritra, menulis dan membaca kembali apa yang telah mereka tulis. Hal ini sangat menarik karena dengan pendekatan ini anak menjadi lebih akrab dengan guru. Selain itu keuntungan yang didapat anak adalah bahwa anak dapat belajarmenulis mengikuti kecepatan guru. Selanjutnya setelah teks bacaan ditulis bersama-sama, guru member ontoh membaca dengan suara yang nyaring. Memfokuskan pada setiap kata. Setelah itu anak diminta membacakan tek yang telah ditulisnya dengan suara nyaring. Membaca nyaring ini mengingatkan anak tentang isi teks yang berisi pengalamannya, sekaligus mempraktekkan bagaimana membaca dengan suara nyaring dan intonasi yang tepat. Setelah pendekatan pengalaman bahasa ini, anak akan mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya; menambah wawasan dalam menulis, dapat membaca teks yang mereka tulis, membawa teks pulang ke rumah untuk dikoreksi di rumah, menambah koleksi teks sebagai bahan bacaan, dan memilih kata-kata yang menarik dalam teks, untuk dijadikan motivasi agar ia suka belajar membaca. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan dalam Glossary Of Literacy Terms (2009). Mengenai keuntungan yang diperoleh dari penerapan pendekatan pengalaman bahasa adalah; bahwa anak dalam waktu yang bersamaan dapat belajar menulis, belajar menggambar, belajar bahasa, dan sekaligus belajar membaca.

Dengan menuliskan ceritra tentang pengalamannya, hal ini dapat memelihara kreatifitas anak. Membantu anak dalam memahami, bahwa apa yang mereka pikirkan, dan mereka katakan dapat ditulis. Memberi perhatian kepada anak, dan menunjukkan bahwa bahasa mereka bernilai atau berbobot. Memberikan materi membaca yang prediktif dan mudah dibaca, karena materi bacaan menggunakan bahasa anak yang alamiah (natural). Pendekatan pengalaman bahasa adalah pendekatan yang efektif untuk membantu anak dalam menumbuhkan motivasinya agar suka membaca. Pada suatu kasus anak tidak mau membaca karena tidak ada motivasi dalam membaca. Tetapi setelah anak diberikan bacaan yang berisi pengalamannya yang telah ditulis oleh guru, anak mau membaca apa yang telah ditulis tersebut. (Eisenhauer, 2009). 

Dengan penggunaan pendekatan pengalaman bahasa ini guru mengembangkan keterampilan anak untuk membaca, yaitu dengan menggunakan teks bacaan yang dibuat berdasarkan pengalaman nyata anak. Pada mulanya anak diminta untuk menceritakan pengalamannya kepada guru, kemudian gurumenuliskan pengalaman anak tersebut pada papan tulis atau kertas.


(Saya mencari materi ini benar-benar susah dan banyak mengalami kesulitan, dan   akhirnya saya menemukan materi ini di situs resmi Universitas Pendidikan Indonesia, itu pun dalam bentuk PDF jadi saya harus mendownload dahulu, Semoga postingan ini bermanfaat, SUMBER : Upi.edu  )

2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ENDAR SUNARYO mengatakan...

makasih banyak postingannya,,

Posting Komentar