Cadas pangeran tempo dulu Sangat menyeramkan penuh dengan bebatuan (cadas) dan penuh dengan pepohonan |
Cadas Pangeran masa sekarang |
Pada tahun 1811 masa pemerintahan
Gubernur Jenderal William Daendels, memerintahkan semua bupati di tanah Jawa untuk membantu pembangunan jalan
pos antara Anyer dan Banyuwangi. Di Sumedang jalan pos tersebut harus melalui
cadas yang keras. Pangeran Kornel/ Pangeran Kusumadinata mengajak rakyatnya
untuk membantu pelaksanaan pembuatan jalan pos tersebut. Pada tanggal 26 November 1811 mulailah
pembobokan gunung cadas, rakyat Sumedang pun menjadi korban “kerja paksa”
Belanda, banyak rakyat menjadi korban akibat sulitnya medan jalan yang dibuat
dengan peralatan seadanya. Pembangunan jalan tidak selesai pada waktunya. Daendles
meminta bupati agar rakyat dikerahkan habis-habisan, Pangeran Kusumadinata
menolak karena tidak tega melihat rakyatnya menderita.
Ketika Daendels memeriksa pembuatan
jalan tersebut, Pangeran Kusumadinata menunggunya. Sewaktu Daendels menyodorkan
tangan kanannya untuk mengajak bersalam, Pangeran Kornel menyambutnya dengan
tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang keris Nagasastra. Semula Daendels
marah karena sikap buapti dianggap kurang ajar. Akan tetapi setelah mendengar
penjelasan dari pangeran kusumadinata bahwa ia berani membantah perintahnya
demi membela rakyatnya yang menjadi korban kerja paksa Daendels. Akhirnya Daendels memerintahkan pasukan zeni
Belanda untuk membantu menyelesaikan pembuatan jalan dengan menggunakan dinamit
membobok gunung cadas, akhirnya tanggal 12 Maret 1812 pembangunan jalan pos di
Sumedang selesai, sehingga daerah itu disebut “Cadas Pangeran”
Sumber : Buku insun medal insun mandangan "Sumedanglarang"
( R. Abdul latief, R. Supian Apandi, R Luky Dj. Sumawilaga )
2008
0 komentar:
Posting Komentar